Senin, 06 April 2015

Asal Mula Salatiga

Di daerah yang bernama Pandanaran, memerintahlah seorang bupati bernama Ki Ageng Pandanaran. Ia hanya memuaskan diri dengan kekayaannya dan memeras rakyatnya dengan memungut pajak yang yang berlebihan.

Pada suatu ketika ia megambil harta seorang rakyatnya secara paksa karena tidak mampu membayar hutang-hutang pajaknya.

’’Tunggakan pajakmu sudah bertumpuk, kerbaumu ini terpakas kami sita’’, kata Ki Ageng Pandanaran (sambil dikawal pengawal yang selalu membawa tombak)

‘‘Jangan Gusti, tolonglah saya kerbau ini satu-satunya milik saya’’, jawab seorang rakyat jelata dengan rasa takut.

Pada suatu hari, Ki Ageng Pandanaran bertemu dengan seorang pak tua , tukang rumput.

‘‘Pak Tua’’, panggil Ki Ageng kepada pak tua yang ditemuinya.

‘‘Oh Gusti’’, jawab pak tua itu.

‘‘Berikan rumput ini padaku, Pak Tua’’, kata Ki Ageng

‘‘Rumput ini untuk ternak kami Gusti’’. Jawab pak tua.

“Kau kan bisa menyabit lebih banyak lagi nanti. Nah ini sekeping uang untukmu”, sambung Ki Ageng.

Tanpa  diketahui Ki Ageng Pandanaran, pak tua menyelipkan kembali uang itu dalam tumpukan rumput yang akan dibawa. Kemudian rumput itu dibawa oleh Ki Ageng Pandanaran. . Begitulah hal itu terjadi berulang-ulang.

Sampai suatu kali Sang Bupati menyadari perbuatan pak tua tersebut. Dan marahlah Ki Ageng kepada pak tua itu.

“Orang miskin yang sombong ! Kau menolak pemberianku ! Kau telah menghinaku pak tua”, kata Ki Ageng kepada pak tua dengan sangat marah.

Pada saat itu, tiba-tiba pak tua berubah wujud menjadi Sunan Kalijaga pemimpin agam yang dihormati bahkan oleh raja-raja. Maka Bupati Pandanaran pun sujud meminta ampun.

‘‘ Ki Sunan, maafkanlah segala kekhilafan saya’’,Ki ageng meminta maaf.

‘‘Kau kumaafkan tetapi kuminta Kau meninggalkan seluruh hartamu dan mengikutiku pergi mengembara’’, jawab Sunan Kalijaga sambil selalu bertasbih.

‘‘Baiklah Ki Sunan’’, sambung Ki Ageng.

Istri Ki Ageng Panandaran pun ikut tanpa sepengetahuan Sunan Kalijaga , istri Ki Ageng Pandanaran membawa sebuah tongkat yang berisikan emas dan berlian.

Namun di tengah perjalanan… Mereka dicegat oleh sekawalan perampok.

“Harta atau nyawa’’, para perampok menodong Sunan dan Ki Ageng dengan membawa belati. ‘’Serahkanlah harta kalian atau nyawa melayang !’’, kata para perampok.

‘‘Kalian tidak akan mendapatkan apapun dariku, karena aku tidak membawa apa-apa’’, Sunan Kali jaga menjawab sambil memegang tasbih untuk berzikir.

Tanpa dinanya tiba-tiba Sunan menoleh kebelakang, sahut Sunan Kalijaga, ‘‘Tetapi seorang wanita yang berjalan di belakangku membawa emas dan berlian di dalam tongkatanya’’.

Padahal Sunan tidak mengenal wanita itu istri yang ikut tanpa sepengetahuan dan tidak mengetahui bawaan dan isi bawaan itu. Dan itulah keistimewaan seorang wali yang mendapat pentujuk dan karomah dari Tuhan.

Perampok-perampok itu pun mendapatkan isri bupati yang tertinggal di belakang karena tongkatnya terlalu berat. Mereka berusaha merampas tongkatnya. Istri Bupati berteriak-teriak minta tolong: ‘’Tolong-tolong! Kembalikan tongkatku’’.

Istri bupati pun berusaha merebut kembali tongkatnya: ‘’Jangan! Tolong! Tolong! Kembalikan tongkatku!’’. Tetapi kawanan perampok berhasil kabur dengan emas berlian milik istri bupati. ‘‘Tolong! Kembalikan tongkatku! Kata istri bupati yang masih berusaha mengejar mereka namun gagal.

Di hadapan Sunan Kalijaga. Ki Ageng Panandaran berkata, ‘‘Maafkan kami Ki Sunan’’.

Sunan Kalijaga menjawab, “ Baiklah’’.

Sunan Kalijaga lalu berkata, ‘‘Aku akan menamakan tempat ini Salatiga, karena kalian telah membuat tiga kesalahan”

“ Pertama, kalian sangat kikir, kedua, kalian sangat sombong, dan ketiga kalian telah menyengsarakan rakyat. Mudah-mudahan tempat ini manjadi tempat yang baik dan ramai nantinya’’.

Sastra Melayu Klasik

1. Pengertian

Sastra Melayu Klasik adalah sastra lama yang lahir pada masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat.

Sifat Sastra Melayu Klasik :
Komunal, milik bersama
Anonim, umumnya tidak diketahui pengarangnya
Kurang dinamis, perubahannya sangat lamban jika dilihat dari sudut pandang masyarakat sekarang.
Kurang rasional, kejadian-kejadian yang digambarkan tidak masuk akal.
Istana Sentris, isi ceritanya berkisar pada kehidupan keluarga lingkungan istana.

Didaktis, memberikan pendidikan kepada pembaca baik secara moral maupun religius.
Simbolis, cerita yang disajikan dalam bentuk perlambang.
Tradisional, mempertahankan kebiasaan atau adat istiadat
Klasik imitatif, kebiasaan tiru-meniru yang turun-menurun.
Universal, dapat berlaku dimana saja, kapan saja, siapa saja.

Unsur-unsur Intrinsik Dalam Sastra Klasik Melayu
Sastra Kelasik Melayu memiliki unsur-unsur intrinsik yaitu Tema, Alur, Latar, Penokohan/Perwatakan dan Amanat.

Karakteristik atau Ciri-ciri Khusus Sastra Klasik Melayu
Dimulai dengan menceritakan asal-muasal tokoh utama.
Tokoh utama hidup ditengah-tengah rakyat atau merakyat.
Diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut.
Tidak diketahui tahun awal munculnya cerita.
Tidak diketahui siapa pengarangnya.
Umumnya dimulai dengan kata-kata "hatta, syahdan, arkian, alkisah, atau sebermula".
Sangat kental dengan pengaruh Islam.

2. Jenis jenis

FABEL
Fabel adalah suatu cerita atau dongeng yang pelakunya binatang yang berprilaku seperti manusia.

LEGENDA
Legenda adalah cerita yang dikaitkan dengan kepercayaan suatu daerah tentang asal muasal terjadinya sesuatu.

MITE
Mite adalah cerita yang mempunyai latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa.

SAGE
Sage adalah cerita yang mengandung sejarah, tetapi juga tidak terlepas dari fantasi dan imajinasi agar lebih menarik.

HIKAYAT
Hikayat adalah cerita yang sumbernya berasal dari kisah-kisah kehidupan raja atau dewa.

CERITA JENAKA
Cerita Jenaka adalah cerita yang didalamnya mengandung unsur komedi atau humor.

3. Fungsi

Manfaat membaca karya sastra:

1. Karya sastra besar memberi kesadaran kepada pembacanya tentang kebenaran-kebenaran hidup.
2. Karya sastra memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Jadi hiburan yang diberikan adalah hiburan spiritual dan intelektual yang menurut banyak orang kadarnya lebih tinggi daripada kebahagiaan badani.
3. Karya sastra besar itu karya seni dan memenuhi kebutuhan naluri manusia terhadap keindahan. keindahan adalah kodrat manusia.
4. Karya sastra yang besar memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apa yang kita ketahui.
5. Membaca karya sastra besar menolong menjadikan pembacanya menusia berbudaya. Maksudnya manusia yang responsif/peka/bereaksi terhadap hal-hal yang luhur, yang baik dalam hidup ini.

Membaca sebagai aktivitas sehari-hari bisa menambah ilmu pengetahuan dan juga pemahaman terhadap suatu hal yang bisa didapat dari membaca, baik itu membaca buku, artikel, novel, cerpen atau pun bahan bacaan lainnya. Banyak karya yang bisa dijadikan sebagai bahan bacaan. Salah satu bacaan yang seharusnya juga menjadi daftar bacaan adalah karya sastra lama.
Setiap karya saling mempengaruhi dari satu masa ke masa selanjutnya. Begitu juga dengan cerpen melayu klasik ini, yang diakui sebagai karya sastra asli Indonesia yang berasal dari budaya Melayu. Karya ini juga mempunyai pengaruh terhadapperkembangan kesusastraan Indonesia